Saturday 31 January 2015

Cara Penangkal Hujan Saat Hajatan

Hajatan Acara Pernikahan
Hajatan Acara Pernikahan
Salam blogger, Cara Penangkal Hujan Saat Hajatan. Kebetulan bulan ini sedang musim penghujan ya. Dimana-mana terdapat banjir. sampai-sampai saya sempat bingung mencari jalan alternatif tanpa harus melewati jalan yang banjir. Yang paling diwaspadai saat musim penghujan yaitu banjir, Selain itu yang paling dihindari pada waktu mengadakan acara adalah hujan. Mungkin sebagian orang mengatakan kalau hujan itu berkah, Namun disisi lain, Hujan menjadi sedikit penghalang bagi orang yang ingin mengadakan Hajatan/Pernikahan.

Entah kenapa kalau mau mendekati imlek pasti akan ada hujan, jika tidak terjadi hujan selama imlek berlangsung, maka orang budha bilang rezekinya akan sedikit surut atau tahun tanpa berkah.

Tags: Cara Penangkal Hujan Saat Hajatan, Cara kerja pawang hujan, tips jitu agar tidak hujan, cara menghindari hujan. doa penangkal hujan, amalan biar hujan berhenti, Do'a Istimewa Memindah dan Menghentikan Hujan, Konsep Pawang Hujan Dalam Islam dan adat, amalan untuk menunda atau memindahkan hujan, Pawang Hujan Usir Hujan: CARA PAWANG MENANGKAL HUJAN, Doa Meminta Hujan Dam Menghentikan Hujan, Doa mantra penangkal hujan, Mantra Pawang Hujan, Cara Menangkal Hujan Ala adat jawa, Konsultasi cara penangkal hujan.

Berikut ini Beberapa Cara atau Alat yang ampuh dan biasa digunakan untuk menangkal agar tidak terjadi hujan:

1. Cabe + Bawang dan Lidi

Alat Penangkal Petir
Alat Penangkal Petir
Sepintas memang terlihat begitu aneh, tetapi cara ini banyak digunakan oleh pawang hujan, agar tidak terjadi hujan apabila akan diadakan suatu acara penting seperti hajatan. Cara praktiknya adalah. Cabe dan bawang ditusukan ke lidi. sehingga cabe dan bawang menjadi satu. Lalu lidi yang sudah ditancapkan cabe dan bawang tersebut di letakan di setiap sisi rumah atau tempat acara berangsung. Cabe yang disarankan adalah cabe yang ditanam sendiri, bukan hasil beli. cara ini diyakini akan berhasil apabila pihak hajat percaya dan yakin, kalau hujannya bisa pindah ketempat lain karena semua ini kehendak allah. Kalau pemohon tidak yakin, maka cara ini tidak akan berhasil, intinya harus yakin kalo cara ini bisa berhasil untuk menangkal hujan.



2. Celana Dalam Calon hajat/pengantin

Agak sedikit risih apabila melihat cara ini. namun tidak ada salahnya saya ceritakan. Celana dalam (CD) calon hajat harus diletakan diatas Loteng/genteng. (Gambar Sensor)

3. Calon hajat/pengantin dan keluarga hajat/pengantin tidak boleh mandi

Tidak Mandi Menangkal Hujan
Tidak Mandi - Menangkal Hujan
Selama 1 hari menjelang pernikahan calon pengantin serta orang tua calon pengantin tidak diperbolehkan mandi. dihitung setelah sore sehari sebelum hajatan dimulai. Jika calon hajat mandi, maka konon Hujan akan turun.

Cara ini banyak dilakukan, terutama untuk bangsa kejawen, Karena cara ini merupakan ajaran spiritual asli leluhur tanah Jawa.

Percaya atau tidak cara ini memang sudah dikenal oleh budaya jawa.


4. Telur + Cabe + bawang + Tulisan Doa + kain Putih

Bahan-bahan penangkal hujan
Bahan Penangkal Hujan
Cara selanjutnya dengan membungkus Telur, cabe, bawang dan tulisan doa menjadi satu ke dalam kain putih, selanjutnya Bungkusan ini di letakan di atas loteng rumah calon hajat/pengantin. salah satu do'a yang ditulis adalah klik yaitu disini. Sehingga menjadi seperti gambar dibawah ini:
Bungkusan Bahan Penangkal Hujan
Bungkusan Bahan Penangkal Hujan
5 Tanggalan Adat Jawa (Primbon)

Menurut kepercayaan budaya jawa, ada hari sial dan hari beruntung, disini saya akan menjelaskan pengaruh tanggalan jawa dengan penangkal hujan atau anti hujan.
  • Dilihat hari meninggal kakek/bapak/Sesepuh Laki
yang paling banyak di praktekan sih, dilihat dari tanggal meninggalnya almarhum kakek/bapak/Sesepuh Laki, Jangan melakukan perayaan atau kegiatan acara seperti pernikahan, sunatan dan lain sebagainya pada Tanggal meninggalnya kakek. karena menurut tradisi orang jawa itu dilarang. entah cara ini benar atau tidak, Tapi sepengalaman saya sendiri. Kakak saya pas akan melaksanakan acara pernikahan. para sesepuh di kampung, membuat hari yang tepat untuk melakukan acara pernikahan. setelah dirundingkan oleh para sesepuh diJawa. kakak saya disarankan kalau akad nikah dan perayaanya pada hari minggu bukan hari sabtu.

  • Dilihat tanggal/hari puput puser
Khusus untuk kaum pria, dalam tradisi jawa katanya puput puser menjadi patokan agar selalu menghindari acara/kegiatan yang sakral pada hari/tanggal putusnya puput puser.

  • Dilihat tanggal kelahiran menurut primbon
Primbon Djawa Penentu Hari baik
Primbon Djawa Penentu hari
Kecocokan tanggal yang baik untuk mengadakan suatu acara bisa dilihat dari hari lahir seseorang yang mempunyai hajat. Tanggalan jawa yang biasa dipakai seperti kliwon legi pahing wage pon. Dalam mencari hari yang baik untuk melaksanakan kegiatan yang sakral biasanya orang jawa akan menyesuaikan waktu dan hari pelaksanaannya, ada perhitungan harinya dan tanggal supaya hasilnya baik seperti yang diharapkan dan tidak ada nasib buruk di kemudian hari. contohnya untuk orang yang akan memulai hidup baru berkeluarga (melangsungkan pernikahan). dan menurut adat jawa, seseorang yang sudah menentukan acara berdasarkan hari baik (primbon), diyakini acara tersebut akan berjalan dengan lancar, Tanpa hambatan seperti tidak turun hujan. Dalah tanggalan jawa, waktu yang paling banyak dihindari untuk melakukan acara sakral seperti hajatan pernikahan adalah pada bulan suro.

6. Sholat istiqarah dan berdo'a + Dzikir meminta di beri petunjuk hari.

Ini menjadi cara yang paling disarankan untuk seorang muslim. Karena salah satu manfaat shalat istiqarah adalah terhindar dari kesalahan dalam menentukan pilihan seperti menentukan hari yang tepat untuk mengadakan acara/hajatan. setelah solat istiqarah sebaiknya anda membaca doa seperti disini.

Ternyata benar loh, entah ini suatu kebetulan atau emang cara diatas benar-benar manjur. karena pada saat itu selalu terjadi turun hujan. Alhamdulilah pas Hari "H" nya kakak saya nikahan tidak turun hujan. Tetangga seberang yang jaraknya sekitar 50 meter dari rumah saya melakukan acara pernikahan pada hari sabtu, sedangkan kakak saya hari minggu. Ternyata Terjadi hujan lebat yang disertai banjir Pada hari Sabtu. syukurnya hari Minggu awan terlihat cerah dan pelaksanaan acara pernikahan kakak saya berjalan dengan baik dan menurut sesepuh dikampung cara diatas bukannya untuk menghentikan atau menghilangkan hujan akan tetapi memindahkan hujan ketempat yang lain.

Maaf, postingan ini tidak mengajarkan anda untuk berbuat ke syirikan, Akan tetapi cara diatas sudah menjadi budaya dalam bentuk konsep kosmologi jawa yang selalu dipakai Oleh para sesepuh saya di jawa (wonogiri)...

Menurut kalian cara ini hanya mitos atau memang benar?